Mengintip Kecanggihan Kapal OPV Terbaru Milik TNI-AL

 

Pada akhir Maret 2024 Angkatan Laut Indonesia mendapatkan kabar segar modernisasi kapal perang terbaru. Kementrian Pertahanan Republik Indonesia bersama Fincantieri, pabrik galangan kapal dari Italia telah menandatangani kontrak dua buah OPV PPA senilai 1.18 Miliar EURO atau sekitar 20,3 Triliun Rupiah. Angka yang sangat besar bagi proses modernisasi angkatan laut kita. Lalu seberapa canggih kapal perang yang akan dibeli oleh Kemenhan ini?

 

Dikutip dari situs resmi Kementrian Pertahanan, Kapal PPA memiliki panjang mencapai 143 meter dan lebar kapal sekitar 16.5 meter. Displacement 6.250 Ton (Full Load) . Kecepatan max ≥ 30 Knots serta memiliki daya jelajah hingga 5000 Nautical Miles. Sesuai dengan titel OPV yang disandangnya, tipe kapal ini ditujukan untuk melakukan patroli jarak jauh dengan endurance atau ketahanan yang tinggi. TNI-AL diketahui belum mempunyai kapal serupa, sehingga hal ini merupakan peningkatan kekuatan signifikan.

      Kapal PPA ini sebenarnya merupakan jenis kapal yang sangat fleksibel dan mampu melakukan banyak tugas. Ada tiga varian yang dirancang: Light, Light plus dan Full. Kita mulai dengan Versi Light yang dapat menjalankan misi patroli dan terintegrasi dengan sistem pertahanan diri. Dan kita sampai pada yang "Full", dilengkapi dengan kemampuan respon yang maksimal.

         


        Hal yang menarik dari spesifikasi Kapal OPV ini adalah selain akan menjadi kapal perang terbesar yang akan diakusisi oleh Angkatan Laut, juga kapal OPV ini mempunyai berbagai persenjataan yang cukup mumpuni.

Kapal ini dipersenjatai dengan meriam 127 mm Vulcano, meriam 76 mm Strales, meriam ringan 25 mm dengan Fire-Control Radar Berbagai perangkat peperangan Elektronika, Tactical Data Link serta radar multifungsi Leonardo Kronos. Dipersenjatai dengan sistem rudal permukaan ke udara (Surface to Air Missile /SAM) Aster 15 untuk pertahanan diri. Serta dapat dilengkapi dengan SSM dari MBDA Teseo untuk menyengat kapal perang musuh dari jarak 350 km. Tak lupa juga Torpedo dari Leonardo untuk peperangan bawah laut. Sehingga menjadikan kapal patroli ini sering dijuluki OPV rasa Frigate.

Lalu tipe apakah yang akan diakusisi oleh Kementrian Pertahanan? Meskipun belum ada press release resmi, diyakini Indonesia mengakuisisi dua tipe Light Plus. Berdasarkan kontrak yang telah disepakati, rencana pengiriman kapal pertama pada bulan Oktober 2024, sementara kapal kedua dijadwalkan akan tiba pada bulan April 2025. Pengadaan kapal ini terbilang cepat dikarenakan pihak Italia sendiri menawarkan kapal yang sedang dalam menjalani Sea Trial. Berarti kapal ini sedang dibangun untuk Angkatan Laut Italia, namun ditawarkan kepada pihak Indonesia sebagai respon dari kebutuhan yang mendesak.

Klaim Nine Dash Line Tiongkok

Pengadaan kapal perang ini menjadi urgent mengingat kondisi global saat ini yang tidak pasti. Konflik Global dapat meletus kapanpun serta dapat merambat ke berimbas pada belahan dunia lain. Kita tidak bisa beranggapan bahwa Konflik Timur Tengah ataupun Konflik Rusia Ukraina tidak akan berimbas ke Asia Pasifik. Indonesia saat ini diwaspadai dengan agresifitas ekspansi Angkatan Laut Tiongkok dalam mengklaim wilayah Laut Cina Selatan. Sebagaimana kita ketahui Laut Natuna Utara sempat menjadi klaim dari Nine Dash Line yang dipublikasikan oleh Tiongkok. Angkatan Laut kita belum mempunyai Armada yang cukup kuat untuk menjaga pagar depan maritim Indonesia.

Semoga pengadaan kapal perang ini berjalan lancar baik dari segi komitmen pendanaan maupun offset yang akan didapatkan oleh pihak Indonesia. Sehingga kedepan meningkatkan tingkat kesipan Angkatan Laut kita dalam menghadapi ancaman global yang makin kompleks. (Hasan)




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terkuak! Ini daftar Renstra TNI-AL sampai tahun 2044

Perlukah Oerlikon Skyshield 35mm untuk Lantamal TNI-AL?